Sabtu, 27 Januari 2024

Mengapa Jepang Menjajah Indonesia?

 

Mengapa Jepang Menjajah Indonesia?


Jakarta, CNN Indonesia --

Sejarah hubungan Indonesia dan Jepang menarik diulas jelang pertandingan kedua tim nasional sepak bola di Piala Asia pada Rabu (24/1) malam.

Jepang merupakan salah satu tim yang memiliki kekuatan luar biasa di sepak bola. Banyak pemain kelas dunia yang sudah berpengalaman merumput bahkan di Premier League.

Meski demikian, bek tengah timnas Indonesia Justin Hubner optimis tim Garuda akan berusaha semaksimal mungkin dan memberikan yang terbaik.

Terlepas dari pertandingan tersebut, Indonesia dan Jepang memiliki sejarah yang tak bisa dilupakan.

Negara Asia Timur itu pernah menjajah Indonesia pada 1942, mengapa demikian?

Jepang berambisi menguasai Asia pada 1930 hingga 1940-an.

Menurut situs yang kerap merilis artikel pendidikan termasuk sejarah, Thought Co, terdapat tiga faktor utama Jepang melancarkan agresi jelang dan selama Perang Dunia II.

Sejumlah faktor itu yakni ketakutan agresi dari luar, ultranasionalisme yang meningkat, hingga kebutuhan sumber daya alam.

Jepang pernah menghadapi kekuatan militer yang lebih besar dari mereka saat kedatangan pasukan Matthew Perry dan skuadron Angkatan Laut AS di Teluk Tokyo pada 1853.

Negara itu juga mereformasi seluruh sistem politik melalui Restorasi Meiji , memodernisasi angkatan bersenjata dan industri.

Saat ekonomi dan militer Jepang kian berkembang, banyak intelektual dan pemimpin militer berpikir bahwa mereka lebih unggul secara etnis dari bangsa lain. Dari pemahaman semacam ini, ultra-nasionalisme pun muncul.

Di waktu yang bersamaan, Kekaisaran Eropa sudah mapan. Ini membuat Jepang khawatir.

Pada 1939, Perang Dunia II mulai pecah. Negara-negara Eropa sibuk dengan pertempuran.

Masih berkaitan dengan PD II, Pasukan Negeri Sakura menggempur secara mendadak pangkalan militer terbesar Amerika Serikat di Pearl Harbour, Hawaii, pada Desember 1941.

Jepang juga berhasil menghancurkan pangkalan militer AS di Filipina. Mereka lantas terus bergerak ke selatan hingga ke Hindia-Belanda (sebutan Indonesia sebelum merdeka) pada 11 Januari 1942.

Jepang masuk melalui Tarakan, Kalimantan Timur, dan langsung menduduki kota ini.

Tak lama setelah itu, mereka memperluas kekuasaan ke Balikpapan hingga Banjarmasin.

Tak puas dengan Kalimantan, mereka memperluas daerah jajahan ke Ambon dan Palembang pada Februari 1942.

Wilayah demi wilayah yang diduduki mengantarkan mereka ke Pulau Jawa. Di sini, pasukan Jepang mendarat di tiga titik yakni Teluk Banten, Eretan Wetan (Jawa Barat) dan Kragen.

Melihat gerakan Jepang yang begitu cepat, blok Sekutu yang terdiri dari AS, Inggris, Belanda, Rusia, dan China, berusaha memblokir manuver Negeri Sakura menuju Australia.

"Hal ini menyebabkan armada gabungan Amerika, Inggris, Belanda, dan Australia dibentuk untuk melindungi Jawa," demikian menurut situs sejarah dan budaya, Though Co.

Pada 27 Februari, pertempuran di Laut Jawa pun pecah. Namun, Jepang berhasil menang.

Serbuan tentara Jepang yang cepat membuat Belanda, yang saat itu menduduki Indonesia, tak banyak berkutik.

Gubernur Jenderal Hindia Belanda AWL Tjarda van Starkenborgh Stachouwer bertemu petinggi militer Jepang Letnan Jenderal Hitoshi Imamura di Kalijati, Subang, pada 8 Maret 1942.

Di pertemuan tersebut, Belanda menyerah tanpa syarat. Belanda juga langsung memberi kendali kekuasaan atas Indonesia ke Jepang.

Setelah perjanjian itu, penjajahan Jepang di Indonesia dimulai.

Menurut laporan e international forum, tujuan utama Jepang ke Hindia Timur karena ingin memasukkan wilayah ini ke "Kawasan Persemakmuran Bersama Asia Timur Raya." Ini merupakan konsep kekaisaran yang didominasi Jepang.

Jepang juga berusaha memobilisasi penduduk Indonesia untuk membantu mereka dalam Perang Dunia II.

Tak hanya itu, Jepang juga berusaha mendapat cadangan logistik dan bahan industri perang seperti minyak bumi, timah, hingga alumunium.

Jepang mengira sumber daya alam yang ada di Indonesia bisa mencukupi kebutuhan Perang Pasifik mereka.

Selama menjajah Indonesia, Jepang menerapkan sistem kerja paksa atau yang dikenal romusha terhadap rakyat.

Pada 1944, Jepang mulai kewalahan menghadapi sekutu di Hindia Belanda. Kondisi mereka kian terdesak setelah muncul pemberontakan dari penduduk lokal Indonesia.

Jepang makin tak berdaya setelah AS menjatuhkan bom di Hiroshima pada 6 Agustus dan Nagasaki pada 9 Agustus. Mereka akhirnya menyerah ke Sekutu.

(isa/bac)

cnnindonesia.com




Tidak ada komentar:

Posting Komentar